Ambang Batas


Apakah aku terjebak dalam tubuh ini?
Sering kali aku ingin melakukan hal yang besar
Tapi yang kutemukan hanyalah ketidak berdayaan
Pikiranku,perasaanku seperti tak mau ikuti jiwaku


Aku ingin melambung tinggi lalu terbang jauh
Tapi aku hanya menemukan kakiku yang terpaku
Bahkan tak mau melangkah
Aku ingin berlari jauh
Meninggalkan setiap takut dan lukaku
Tapi yang kurasakan
Kakiku terpasung dalam ketidak mampuan


Sungguh aku mau
Sungguh aku ingin
Tapi aku tak sanggup lagi..
Aku tak mampu lagi..


Namun sudahkah..
Sudahkah aku berusaha sampai ambang batasku?
====================================================================

Puisi ini saya tulis waktu saya pulang dan lagi duduk santai di angkot KWK. Waktu itu saya sedang khawatir tentang tanggung jawab saya dalam pekerjaan.Saya bertanya-tanya, sudahkah saya memberi yang terbaik untuk sekolah ini. Untuk para siswa? Atau saya memberikan tenaga saya yang sekedarnya??

Dalam kelelahan saya dan stress saya itu tiba-tiba saya berpikir tentang Ambang Batas...Sampai sejauh mana sebenarnya seorang manusia dapat dikatakan sudah sampai pada ambang batasnya?? Tidak ada yang tahu. Hanya masing-masing pribadi yang tahu...Yang pasti, saat kita melewati ambang batas itu biasanya kita akan meledak seperti mesin yang dipaksa bekerja keras diluar kemampuannya...

Yup, itu kalau saya manusia biasa...Tapi saat saya memikirkan puisi ini, saya memandang Tuhan dan bertanya pada-Nya, "Tuhan, jika bersama-Mu, mungkinkah manusia memiliki ambang batas??"..

Saya tidak mendapat jawaban pasti, tapi saat itu ada keyakinan di dalam hati saya kalau Tuhan selalu memberi kekuatan baru. Dia tidak mematok limit seseorang, justru ia memperluasnya, tapi dengan proses yang tepat dan cara yang tepat. Bukan paksaan sampai akhirnya manusia meledak. Dia tahu kapasitas anak-anak-Nya dan Dia tahu sejauh mana proses itu diberikan.

Itu yang saya yakini.. :D

0 Comments