Korbanin Aki Buat Bayar Nazar

Aki di taruh di mesbah persembahan, siapin pisau belati dan kayu bakar...Hhahahha...Emangnya Isak. Bukan gitulah. Yang pasti ini cerita tentang kekhilafan saya karena terlalu cepat-cepat jadian sama Aki sampaui lupa bayar nazar.

Jadi setelah saya jadian sama Aki dan memasuki masa-masa dunia hanya milik berdua, sisanya ngekos...(lebai) Saya sangat menikmati masa-masa bangun hubungan. Walaupun ga ada yang bimbing kita secara langsung, entah kenapa saya merasa Tuhan jaga kita banget. Entah lewat komunitas dan sebagainya. Tapi jangan dicontoh ya, karena gimana pun kita butuh pembimbing buat bantuin lurusin jalan kita.


Contohnya kebodohan saya yang melupakan nazar saya pada Tuhan kalau saya tidak akan pacaran kalau belum lulus. Belum lulus berarti belum dapet gelar sarjana, belum selesai skripsi..Bukan dalam masa skripsi. Sebenarnya masa-masa ini Roh Kudus udah sering ingetin, tapi sering kali pula saya tidak gubris.

Sampai satu hari Tuhan ngomong keras banget sama saya " Pilih Tuhan atau Aki??"..Jdengg!! Bayangin harus milih Aki atau Tuhan...Berat bangettt... Padahal itu masa-masanya lagi hati saya mulai tersiram dan mulai bener-bener sayang sama Aki (soalnya sebelum-sebelumnya masih ga percaya mau nerima tuh orang. Hahahhha)..

Waktu saya ga bisa langsung jawab yang jadi pertanyaan Tuhan. Cuma bisa nangis-nangis dan bingung harus gimana. Ga mau kecewain Tuhan, tapi juga ga mau kecewain Aki. Ga mau bikin Aki nunggu lagi.

Tapi dasar emang Tuhan itu Penasehat Ajaib, Dia tanya saya lagi " Kamu percaya sama Tuhan ga? Kamu percaya sama Aki ga?" Jdeeengg lagiii!!...Nusuk berkali-kali dan rasanya dijatohin batu yang berkilo-kilo beratnya. Pertanyaan itu bisa diartikan, kalau saya percaya sama Tuhan saya ga akan takut untuk bayar nazar saya. Saya ga akan khawatir tentang hubungan saya dengan Tuhan. Kalau pun akhirnya Aki ga mau nunggu saya lagi, Tuhan pasti akan pulihkan saya.

Percaya sama Aki atau ga, itu juga artinya seberapa besar kepercayaan saya sama Aki kalau dia pasti akan tunggu saya selesai sampai lulus. Kalau dia akan pegang janji dan komitmennya sama saya. Kalau dia bener-bener sayang sama saya dan akan nunggu saya.

Akhirnya saya memutuskan untuk membayar nazar saya. Saya percaya kalau Tuhan akan jadikan segala sesuatunya baik. Entah Aki mau menunggu atau pun tidak, tapi di sisi yang lain saya juga percaya kalau Aki akan menunggu. Tapi saya tetap menyiapkan hati saya untuk hal terburuk. Saya tidak mungkin memaksa Aki menunggu...Saya tidak mau menghambat langkahnya..

Nazar ini pun saya bayar karena ada satu hal yang membuat saya gentar..Dia Tuhan...Saya tidak bisa main-main dengan apa yang saya katakan pada-Nya. Dia selalu menepati janji-Nya pada saya, lalu saya ingin ingkar janji?? Saat itu keras banget Tuhan ingin saya membuktikan cinta saya pada Dia dan saya pilih untuk membuktikannya...Walaupun mungkin harus kehilangan Aki.

Sms Aki kalau ada yang mau diomongin itu berat banget. Dia tahu banget kalau ada masalah. Saya minta besok untuk bicara, tapi dia minta hari itu juga biar cepat beras dan dia datang ke kosan saya. Waktu itu saya tidak tahu harus bicara apa, tapi saya tahu harus melakukannya dan saya damai sejahtera.

Sambil sarapan kami mengobrol dan saya mengingatkan akan nazar saya pada Tuhan. Saya masih ingat wajahnya yang langsung berubah dan diam. Dia tahu saya mau bicara apa...Mau nangis daahh waktu ngomong itu, tapi nahan-nahan dan berusaha santai.

Saya minta kami break dulu sampai saya dinyatakan lulus oleh dosen dan itu berarti 3 bulan ke depan setelah saya bicara. Waktu itu Aki ga langsung ngomong apa-apa. Diam beberapa saat sambil makan. Waktu itu saya berpikir, gpp  Aki ga mau nunggu...Saya cuma ga mau nyakitin dia..Kalau dia mau lepas gpp.

Lumayan lama diem, Aki akhirnya bicara. Dia memastikan kalau setelah saya lulus kita akan balikan. I promised him. Dia juga bertanya break itu seperti apa. Saya jelaskan kalau break berarti sama seperti saat kami masih jadi teman. Komunikasi tetap, tapi tidak ada gombal-gombalan, panggilan sayang dan pergi cuma berdua. Karena selama pacaran ini pun kami tidak yang seperti bagaimana-bagaimana, buat dia hal itu tidak sulit. Dia memastikan lagi kalau selama 3 bulan itu tidak boleh ada cowo lain dan saya pun memastikan kalau tidak boleh ada cewe lain...Eaaa..Kami saling menyanggupi.

Bagaimana dengan status di FB? Apakah semua orang perlu tahu? I said, No. Hanya saya, Aki, dan Bapa yang tahu. Karena kalau kami umumin, pasti jadi heboh dan akan banyak pertanyaan. Orang hanya akan berpikir kalau kami fine-fine saja. Sebenarnya memang fine-fine saja kan, kami hanya menaruh komitmen kami sementara untuk menyelesaikan janji saya pada Tuhan.

Dia bertanya breaknya mulai kapan, saya katakan besok dan berarti hari ini masih bisa gombal-gombalan. Hahahhaha...Hari itu di puas-puasin dahh...Gombal Kampret dahhh...

Nerima jawaban dia yang seperti itu, saya bersyukur banget dan waktu itu Tuhan bukain mata saya, Tuhan ga cuma pengen saya bayar nazar itu, tapi Dia juga ingin perlihatkan pria seperti apa yang saya pilih. Thankfull banget sama Tuhan, Tuhan sodorin pria yang seperti ini. Yang mau menunggu, padahal dia sendiri bilang kalau dia orang yang paling susah nunggu (ada trauma ama nunggu).

Saat itu saya bisa lihat dengan mata hati yang lebaaaaaaaaaaarrr...Tuhan ga pernah main-main dengan hidup saya. Hal terkecil dalam hidup saya, Dia peduli..He is so greatfull...Dia mengasihi Aki sama seperti Dia mengasihi saya...Dia peduli pada saya sama seperti Dia peduli pada Aki...Dia memandang saya dan Aki berharga, saat itu saya tahu, Dia ingin ada ditengah-tengah hubungan ini. Bukan sekedar ingin, tapi itu adalah passionnya. Dia ingin menuliskan cerita-Nya dalam hidup saya dan Aki...

Sampai sekarang Dia masih menulis, saya tidak tahu kelanjutannya akan seperti apa. Yang pasti Dia tidak menulis sendiri, Dia melibatkan saya dan orang-orang yang Ia kasihi lainnya. Cerita apa pun itu...Pasti akan jadi cerita yang indah...

Segala sesuatu mendatangkan kebaikan.

***

Setelah tiga bulan berkutat dan konsentrasi sama skripsi yang kadang-kadang kangen banget sama Aki, tapi ga bisa bilang (nyiksaaaa)..Akhirnya dosen saya katakan saya LULUS.. Begitu saya mendapatkan kabar itu, Aki yang pertama saya telepon dan katakan kalau saya LULUS (bukan ortuuu...ckckckck). Saya tidak mau membuat dia menunggu lebih lama..Hahhaha..

Akhirnya Sarjana....
Thank you, Aki buat support dan doanya


Aki sempetin waktu buat dateng ke kampus buat kasih selamat...I was so happy. Rasanya plong dan lega waktu liat muka Aki. Hahahhaha...Hutang saya pada Tuhan terbayar, hutang saya pada pria ini juga terbayar...Ujian dari hubungan kami terlewati. Hehehe..Thanks a lot to Babeku, yang udah ijinin semuanya tapi juga kasih kekuatan dan pengharapan buat kami.

Cerita bayar nazar ini pasti akan selalu saya ingat karena di kejadian ini saya benar-benar merasakan tangan Tuhan bekerja. Menyingkirkan setiap kerikil yang kotor dan menyingkirkan carang-carang yang kering....Kejutan apa lagi yang akan Ia buat? Tidak tahu, tapi pasti luar biasa...





2 Comments

  1. wew mantap ahaha..
    gw ngakak bow baca ini

    Dia bertanya breaknya mulai kapan, saya katakan besok dan berarti hari ini masih bisa gombal-gombalan. Hahahhaha...Hari itu di puas-puasin dahh...Gombal Kampret dahhh...

    BalasHapus
  2. Hehehhehe... :"> ...

    Jadi malu...Tok!Tok! Tok!

    BalasHapus