My Mama is a Gentle Warrior..ROcksss. Mam!!

Sebenarnya sudah lama ingin menulis tentang Mama, tapi tertunda terus dan akhirnya menemukan Kontes Cerita Ibu Tercinta (Please Look After Mom) keinginan menulis semakin kuat. Hehehhe..Semoga bisa menang…\^.^/..Karena Mamaku memang mama paling hebat di dunia (Yes, of course. She is the only one my mother..hahahaha).


The best parents in teh world!!

Kasma Booty Hutagalung, lahir di Sibolga, 12 Agustus 1960. Anak pertama dari tiga bersaudara dan satu-satunya perempuan. Sejak kecil dia terlihat berbeda dari anak-anak lainnya karena kulitnya yang putih dan tubuhnya yang mungil. Beranjak dewasa Beliau menajdi kembang desa di kampungnya. Setiap ia pulang dari pancuran untuk mencuci, pasti ada saja pemuda-pemuda menggodanya. Bahkan katanya ada yang tidak segan-segan menariknya saat ia pulang sekolah (Hihiii…coba kalau sekarang..oopss..)

Kesenangan Mama sejak kecil ternyata bersih-bersih rumah dan itu menjadi kebiasaannya sampai sekarang. Mama pernah cerita, kalau Opung sampai mengomel karena Mama terlalu sering bersih-bersih “ Hilang nanti itu lantai kalau kamu bersihkan terus!” omel Opung. Hahahha…Ternyata orang seangkatan Opung pun sudah lebai. Tapi kebiasaan dan kesenangan Mama ini pun membuat rumah kami terjaga menjadi bersih dan rapih :D (sayangnya anak-anaknya lebih sering berantakan).

Mama menikah dengan Papa di usia 21 tahun sedangkan Papa 24 tahun. Mereka menikah dikarenakan perjodohan. Papa tertarik lebih dulu dengan Mama. Surat cinta Papa tidak dibalas-balas Karena penasaran, akhirnya Papa datang langsung dengan membawa orang tuanya dan langsung terjadi lamaran (Huiiihihi..!!). Keluarga Papa dan keluarga Mama memang masih termasuk keluarga dekat. Mama dan Papa pariban yang tidak terlalu jauh garis keluarganya.

Kata Papa, Mama adalah wanita dalam hidupnya yang paling alim. Jika digoda tidak merespon, makanya Papa penasaran. Sedangkan Papa salah satu cowo yang paling banyak di kejar-kejar wanita.Papa sudah mulai tertarik pada Mama pada saat ia masih duduk di bangku sekolah, hanya saja beliau tidak berani untuk mendekati. Mama datang ke rumah untuk mengantarkan kue saja, Papa langsung sembunyi dan mengintip-intip untuk melihat (Hahhaha…lucu banget dah).

Ternyata Mama sendiri memang tidak mau dijodohkan Waktu Papa datang ke rumah Mama, Mama langsung kabur ke kebun singkong. Di sana ia merenung sampai tertidur. Warga kampong sampai panic mencarinya karena dicari kemana-mana tidak ketemu. Selama di kebun singkong itu Mama berpikir apakah menerima atau tidak lamaran itu. Ia teringat akan firman Tuhan yang ada di Alkitab yang memerintahkan anak-anak untuk selalu menghormati orang tua. Mama adalah anak yang baik dan takut pada Tuhan, akhirnya ia memutuskan untuk menerima lamaran itu. Ia tidak mau melawan orang tua.

Terima kasih Tuhan, akhirnya Mama mau memutuskan untuk menikah. Karena l\kalau tidak, saya dan adik-adik saya tidak akan lahir hahahha…

Akhirnya menikahlah Papa dan Mamaku tersayaaangg…And They live happily ever after!!...

EITSSS!! Ternyata tidak tuhh!!.

Mama dibawa merantau oleh Papa ke Serang, Banten. Mereka tinggal di Komplek Kopasus karena Papa bertugas di situ (ngomong-ngomong Papa saya pensiunan KOPASUS loohh..*bangga). Menikah dengan Papa ternyata tidak membuat kehidupan Mama lebih baik. Papa masih menjadi tentara dengan bayaran tidak terlalu tinggi. Uang tidak pernah cukup untuk makan berdua (Papa benar-benar nekad nikahin Mama tanpa modal..Akakkak). Padahal di kampung, keluarga Mama termasuk keluarga yang berekonomi lumayan dibandingkan warga lain. Tapi kondisi seperti itu tidak membuat Mama mengeluh. Sebagai istri beliau tetap melakukan yang terbaik.

Sering kali saat beras sudah habis dan tidak cukup, Mama makan nasi dicampur dengan air dan garam. Beliau hanya makan itu saja. Mie instan satu-satunya ia simpan supaya Papa bisa makan enak. Papa tidak tahu kondisi Mama yang seperti ini hingga kadang-kadang Papa marah karena Mama tidak mau makan bersamanya. Padahal Mama menahan diri supaya Papa bisa makan enak. Makanya dulu Mama kurus sekali.

Beberapa tahun setelah menikah, akhirnya Mama bisa bekerja menjadi seorang guru. Walupun jauh dari tempat tinggal, Mama tetap pergi mengajar dengan giat. Saya tahu Mama adalah guru yang luar biasa. Terkadang dia mengeluh tentang pekerjaannya, tapi setiap kali ia membicarakan murid-muridnya, suaranya terdengar penuh kasih sayang dan matanya memancarkan bahwa murid-murid yang beliaru ajar amat berharga bagi Beliau.


Mama adalah wanita yang lembut sekaligus kuat. Di saat Papa harus tugas ke luar kota, bahkan luar pulau, Beliau merawat saya dan saudara-saudara saya sambil tetap bekerja. Memang ada saudara yang membantu, tapi Beliau tetap tidak pernah lupa merawat kami dan menemani kami belajar.

Terkadang karena terlalu banyak yang diurus, Mama bisa hilang konsentrasi. Beliau pernah lupa dengan nama saya pada saat mau berobat ke rumah sakit. Atau adik saya terluka karena Mama tidak melihat ada benda yang berbahaya di dekat adik saya.

Biarpun keadaan seperti itu, Mama masih menerima keluarga kami dari kampung untuk tinggal di rumah. Ia mengurus semua orang yang datang. Uang keluarga kami tidak cukup untuk member makan 8 orang di rumah. Karena itu, Beliau menjatah setiap makanan agar semua orang kebagian. Beliau tidak pernah menolak orang yang datang dan tinggal di rumah. Yang dia percaya, saat ada orang datang dan tinggal di rumah kami, mereka membawa berkat buat keluarga kami. Padahal tidak jarang ada saja orang yang membuat beliau repot dan pergi dari rumah kami dengan membawa barang-barang kami.

Mama sangat telaten merawat anak-anaknya. Kami selalu dirawat dan diberikan pakaian yang baik, makanan yang baik, sekolah di sekolah yang baik walaupun uang kami tidak terlalu banyak. Saya yang punya penyakit asma pun serinng menjadi perhatian utamanya. Di saat asma saya kambuh, tidak jarang beliau bangun di tengah malam hanya untuk memastikan saya tidur dengan nyenyak. Entah memberikan saya teh hangat, mengoleskan minyak angin ke punggung saya, atau sekedar membetulkan selimut saya supaya saya tetap hangat.

Mama sering sekali mengomel dengan kenakalan anak-anaknya. Dia ibu yang rapih, tapi anak-anaknya berantakan. Hahahhaha…Mama paling banyak mengomel tentang hal ini. Berali-kali Beliau menyuruh kami membereskan kamar kami sendiri, tapi ujung-ujungnya Beliaulah yang turun tangan membereskannya. Saya sendiri memang masih belum terlalu rapih, tapi setidaknya saya belajar merapihkan kamar dari Mama saya tersayang :D.

Mama adalah Ibu yang bisa tertawa. Saat mendengar cerita anak-anaknya atau keluarganya, beliau tertawa dengan lepas. Tidak jarang anak-anaknya menggodanya sampai tawanya tak bersuara. Mama adalah korban kami saat kami sedang iseng. Kepolosannya dan keluguannya menjadi kelebihannya. Beliau tidak marah jika kami sering meledek beliau ‘gaptek’, tidak gaul, atau saat kami merasa gemas karena beliau tidak mengerti dengan yang apa kami jelaskan. Hahahha…Tapi di situlah ‘lovely’-nya Mama. Kami selalu tertawa meledeknya tapi beliau juga ikutan tertawa karena itu cara kami bersenang-senang dan menunjukkan rasa sayang.

Mama pernah menangis. Saat anaknya membuat kesalahan dan memalukan nama keluarga, beliau menangis dan marah besar. Beliau menangis memikirkan masa depan anaknya, Beliau marah karena merasa bersalah karena tidak tahu cara mengasuh anak dengan benar. Hatinya hancur memikirkan bagaimana nanti kalau anaknya sudah menikah? Bagaimana nanti kalau anaknya mengasuh anaknya sendiri? Bagaimana dan bagaimana?

Mama menangis saat hubungannya dengan Papa rusak. Berkali-kali hatinya dikecewakan Papa, berkali-kali pula Beliau bertahan dan mengampuni. Ia menyimpan semuanya sendiri, tapi tetap saja pengampunan dan kasih ia berikan pada Papa. Ia tetap memperhatikan, merawat, dan menjaga Papa. Ia tidak pernah mau bercerai. Tidak pernah terlintas dipikirannya untuk bercerai.

Mama pernah kecewa. Beliau kecewa saat anak-anaknya tidak memenuhi apa yang menjadi kerinduannya. Pilihan pasangan hidup dan profesi anak-anaknya tidak seperti yang Beliau impikan. Anak-anaknya bekerja sebagai pegawai swasta, sedangkan Beliau ingin kami menjadi pegawai negeri supaya hari tua kami terjamin. Beliau ingin kami menikah dengan orang Batak untuk menjaga kami dalam lingkup keluarga dan ada yang menjaga kami. Tapi dua anaknya termasuk saya, memilih pasangan hidup dari luar suku kami. Tentu saja beliau kecewa, tapi kasih sayangnya tidak pernah berhenti melimpah atas kami.

Mama adalah gambaran kasih paling sempurna yang pernah saya lihat. Gereja mengajarkan kasih dan pengampunan pada saya sejak kecil, tapi contoh paling sempurna yang menunjukkan kasih dan pengampunan pada saya adalah Mama. Beliau tidak mengatakannya dengan gamblang, tapi Beliau melakukannya.

Mama adalah teladan dan panutan hidup saya. Tidak ada Mama lain seperti Beliau. Saya sangat mengharapkan kesehatannya, umur panjangnya. Kehadirannya di masa-masa saya akan menjadi seorang wanita dewasa, seorang istri, seorang ibu akan sangat berarti buat saya. Dialah wanita yang paling berpengaruh dalam hidup saya. My beloved Mother…Hugs and kisses for you, Mama..

Bahkan buah duren sebanyak apa pun tidak akan bisa membayar kasih sayang Mama…:D



2 Comments

  1. haai Lasmaa, slm bwt mamamu ya. mama2 Batak emg keren, pkerja keras dan taft bgt, disiplin pula mmbsrkan anak2nya :)

    BalasHapus
  2. Iya, Eda :D...moga2 kita juga jadi mama2 yang seperti itu...hehehhe..^^

    BalasHapus