Memutuskan Ibadah Di Gereja Lain

Ibadah tahun baru kemarin sepertinya jadi titik di mana saya dan Aki akhirnya memutuskan untuk rutin beribadah di gereja yang dekat dengan tempat tinggal kami.

Disaat pendeta mengkotbahkan tahun penuaian, Tuhan malah banyak ngomong tentang gereja-Nya. Hormati gereja Tuhan, kasihi gereja Tuhan dengan tanpa syarat, hormati orang-orang yang diurapi Tuhan (sekalipun tindakan dan cara mereka melayani ga masuk akal saya).

Kenapa Tuhan banyak ngomong seperti itu? Karena di tahun sebelum-sebelumnya saya banyak melihat hamba Tuhan berbicara "tidak semestinya", merespon "tidak sepatutnya".

Mungkin saya kecewa "Kok, gituu.” itu yang ada di otak saya dan hati saya. Sepertinya dari situlah kebocoran iman saya di tahun 2016 dimulai. Bukannya membawa kondisi hati saya itu kepada Tuhan, saya malah mendiamkannya dan menganggapnya sepele.

Ternyata eh ternyata..
Masalah hati saya itu malah merembet ke hal-hal lain.

Beberapa kali Tuhan ingatkan untuk mengampuni, tapi saya bingung mau mengampuni apanya?? Sekian banyak orang berespon seperti itu, saya mau ngampunin yang mana??

Waktu tahun baru itulah akhirnya Tuhan "tusuk" hati saya. Yuk, ampuni gereja Tuhan. Berdoa lagi supaya ada kesatuan di dalam tubuh Kristus, supaya gereja jadi jawaban, jadi berkat, supaya terang Tuhan nyata.

Sekarang masih suka nongol sih rasa kecewa itu, tapi Tuhan ajarkan untuk berespon dengan langsung mendoakan berkat. Bukan dibiarin. Bukan dianalisa salahnya. Bukan direnungkan salahnya. Hahahha. Makin direnungin malah makin kecewa atuhhhh.

Plong... Iya...
Lebih plong lagi waktu Aki tahu-tahu ajak rutin ibadah di gereja itu. Setelah selama ini ngalor ngidul ibadah kayak Kristen ikan paus (timbul tenggelam), akhirnya kami komitmen di GBI Intercon.

Waktu mau mengampuni tahu-tahu pintu terbuka. Waktu mau memberkati tahu-tahu jalan keluar datang sendiri.

Aki orang yang sangat jarang membicarakan imannya, waktu dia ajak untuk menetap di ibadah Intercon adalah sebuah pintu gerbang yang terbuka mengeluarkan cahaya dalam pandangan saya. Lebay.. iya sih... Tapi beneran, itu adalah kegirangan yang besar buat saya.

Aki juga sudah sempat membicarakan tentang pindah komunitas. Yang saat ini masih kami gumulkan. Karena, pindah komunitas dan berkomunitas berarti siap melayani, siap memberi diri untuk kepentingan orang lain, siap menundukkan diri di bawah otoritas (yang buat tipe orang kayak kami ini agak susah soal tunduk dan taat... Hahahha... 😂😂😂).

Apa pun nanti akhirnya, saya cuma percaya tahun ini Amin Tahun penuaian. Apa yang saya rindukan akan saya terima. Apa yang saya doakan akan saya terima. Bukan lagi soal tempat saya berada seperti ini, seperti itu, soal saudara seiman yang begini, begitu tapi soal gimana saya mau lari kejar Tuhan. Mau serupa seperti Kristus. Apa pun kondisinya. Mau ada gereja atau ga, mau ada yang dukung atau ga... Saya mau Tuhan. Saya mau seperti Yesus yang melekat pada Bapa.

Fokus sama itu dan menyingkirkan semua hal yang bikin saya ga fokus. Kepahitan, kekuatiran, ketakutan, intimidasi.... Mau fokus sama Iman, Pengharapan dan Kasih.

Saya mau terima berkat rohani, berkat jasmani. Saya mau jadi pewaris Kerajaan Allah. Saya mau ambil itu. Bukan jadi penonton. .. Supaya nama Tuhan dipermuliakan. Supaya orang melihat Tuhannya Lasma itu hebat!!

Dan Tuhan memulainya dari keputusan kami beribadah di GBI Intercon.

Terpujilah Nama Tuhan!!

Tuhan memberiku kegirangan
Dan sukacita melimpah
Minyak yang baru dicurahkan
Haleluya ku bersorak 😆😆😆


0 Comments