Tuhan Penjaga Hidup

Semangat pagii!! Tadinya mau lanjutin kerjaan terjemahan, tapi tahu-tahu diingatkan tentang bikin daftar ucapan syukur.

Ada apa ya pakai perlu bikin daftar ucapan syukur??

Karena lagi ga bisa bersyukur. Hehehhe..

Tiga bulan ini jadi tiga bulan terberat buat saya. Terasa seperti diberi beban batu banyak sampai berton-ton. Mungkin kaki sudah terbenam di tanah dan sudah tidak bisa jalan.

Intinya sih ya, di masalah keuangan. Saya dan Aki memulai kehidupan rumah tangga dengan keuangan yang kurang OK. Ditambah saya berhenti bekerja dengan cepat, belum benar-benar aman keuangan Gyan udah dihadiahin.

Jadi kami babak belur untuk mengatasi keuangan.

Kerja dari rumah dengan Oriflame dan bisa naik level lalu dapet bonus, itu PUJI TUHAN BANGET. Itu kayak hadiah. Tuhan pelihara kami sebagian dari situ.

Lalu datang tawaran buat jadi translator, PUJI TUHAN LAGI kami dapet berkat lagi. Tuhan memang selalu cukupkan dari hal-hal yang ga kita duga.

Tapi, beberapa bulan ini saya ga bisa menysukuri semua itu. Amarah  menumpuk di hati saya. Saya memang bekerja di rumah, tapi bagaimana pun anak jadi prioritas. Tapi, di situ juga saya jadi stress sendiri dengan jaringan yang tidak terurus, pekerjaan terjemahan yang harus segera diselesaikan. Belum lagi pekerjaan rumah yang tidak habis-habis.

Titik puncak tekanannya, saat saya mulai memikirkan kematian dan ingin menyakiti diri sendiri. Ya, gimana ya. Saking sudah tidak tahan dengan tekanan, saya merasa kesakitan fisik bisa meredakan sesak di dada saya.

Puji Tuhan, Roh Kudus masih jaga. Istilahnya saya masih hitung-hitungan, kalau nanti bunuh diri ketemu Tuhan atau ga. Kalau saya masih menyakiti diri sendiri, akan memberi efek buruk buat Gyan. Pasti.

Akhirnya cari cara buat pulih, berdoa lagi, cerita ke orang, tapi ga lega 100%.

Selama tertekan itu saya menyalahkan Aki. Semua perasaan sesak saya, saya anggap karena Aki begini dan begitu. Tapi, waktu Aki melakukan apa yang saya inginkan, saya tetap tidak senang. Saya masih merasa marah. Bukan lagi sama Aki, tapi pada sesuatu yang saya tidak tahu apa. Rasanya mau membantingkan badan ke tembok karena tidak tahan dengan tekanan di dada.

Saya jadi mudah tersinggung, mudah marah, curigaan, pengennya marah-marah dan memaki. Sudah takut kena mood disorder. Hahahha...

Lalu, hari ini sahabat saya bertanya, apa kabarnya Las??
Pertanyaan yang buat saya sudah malas menjawabnya. Sudah males mendengarnya. Bahkan sudah pada kondisi muak dengan pertanyaan itu.

Entah bagaimana,  akhirnya saya balas juga. Saya tidak mau sahabat saya merasa dicuekin ahhaha..
Saya balas, " Lagi ga bagus, Mar. Lagi susah bersyukur. Sempet empet sama idup."

Dia ga bales banyak, cuma, " ooo iya. Jangan lupa bersyukur yaa."

Sempet keki dibales begitu saja, tapi ga tahu sepertinya dia berdoa buat saya, makanya saya jadi menulis ini.

Iya, saya mau menuliskan ucapan syukur saya.

- Lasma bersyukur hari ini masih bisa makan padahal kemarin-kemarin mikir mau makan apa.
- Lasma bersyukur Gyan masih ketawa, senyum lebar, walau Mamanya marah-marah dan ga bisa ajak main dengan bebas.
- Lasma bersyukur punya suami kayak Aki, yang mau belajar berubah, pengertian, ga penuntut, selalu menghibur... walau pun istrinya ini ga pinter masak dan beres rumah, lebih sering pasang muka mesam
- Lasma bersyukur dapet kerjaan yang bisa nambah penghasilan, walau ga seberapa. Dari situ bisa kasih perpuluhan dan ajak Gyan sekolah Minggu.
- Lasma bersyukur Opa Gyan bisa beli mobil bekas, dapet berkat dari pelanggannya. Gyan jadi bisa sekolah Minggu walau harus bangun pagi-pagi banget dan ga bisa diem waktu di kelas.
- Lasma bersyukur di tengah rasa tertekan dan putus asa, Tuhan masih jagain Lasma. Lasma jarang baca Firman, jarang berdoa, bahkan udah lama ga ibadah, tapi Tuhan jagain Lasma lewat bahan terjemahan. Betapa hanya lewat anugrah dan kasih karunia Tuhan saja Lasma bisa hidup benar, bisa hidup di dalam jalan-jalan-Nya. Cuma karena oleh kasih karunia Tuhan saja Lasma punya kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan, melakukan firman-firman-Nya. Bukan karena kuat dan gagah Lasma. Bukan pula karena hikmat Lasma sendiri. Sampai hari ini saat Lasma masih bilang mengampuni itu susah, bersyukur itu susah, bersukacita itu susah, Lasma ga ngerasa Tuhan ninggalin Lasma. Tuhan masih di situ, nungguin Lasma melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Makasih Tuhan Yesus. Ampuni Lasma, Tuhan. Terima kasih atas kasih setia-Mu.
- Lasma bersyukur bisa mengalami tekanan ini. Berkali-kali Tuhan ingatkan mereka yang mati bunuh diri atau membunuh anaknya karena himpitan ekonomi. Lasma jadi ngerti apa yang mereka rasain. Sakitnya kepala dan hati karena ga tahu harus gimana lagi. Ternyata masih banyak yang butuh Tuhan.
- Lasma bersyukur dengan tekanan ini, empati Lasma lebih kuat. Lasma juga bisa lebih mengasihi diri sendiri. Belajar memilah mana yang masuk telinga, mana yang tidak boleh masuk telinga.
- Lasma bersyukur walau pun sering bergadang, Lasma ga ada sakit. Gyan juga sehat walau lagi susah makan. Aki juga sehat walau sempat pilek.

Rasanya seperti Elia yang ciut karena dikejar-kejar mau dibunuh. Waktu bersyukur begini jadi ngerasa bodoh, tapi juga lega, tapi juga sukacita. Aku punya Allah yang hidup.

Siapa pun yang mendukung doa saya, Terima kasih. Saya tahu hari ini ada seseorang yang berdoa buat saya. Supaya saya ga jadi anak yang durhaka sama Tuhan.

Hari ini saya merasa bebas. Sesak di dada saya hilang. Saya merasa merdeka. Serius dehhh. Bukan promosi.

Mengampuni situasi. Mengampuni kelemahan dan ketidak mampuan saya. Mengampuni ketidaksempurnaan saya.

Sungguh, Tuhan itu baik. Tuhanlah yang menjaga keluar masukku. Dialah penjaga hidupku.

0 Comments