Kenapa Pilih Aki??




Sebelum nikah, saya pernah bertanya pada diri sendiri. Kenapa saya kudu pilih Aki? Apa yang membuat saya sayang sama dia?? Dulu saya ga tahu jawabannya. Ahahahha... Cuma bisa bilang, nyaman dan nyambung.
Setelah saya renungkan saat sudah menikah, saya menemukan beberapa hal yang akhirnya membuat saya mau kena ‘jebakan’ Aki dengan sukarela.
Ooopsss... Tapi yang perlu saya luruskan dulu di sini, saya dan Aki membangun hubungan tidak ‘sekudus’ yang kelihatannya. Hubungan kami terbangun mengalir sama seperti orang normal kebanyakan, HANYA saja kami tetap melibatkan Tuhan dalam prosesnya.
Jadi, Aki itu, pada masa PDKT..



1.       Tidak berpura-pura perhatian
Buat cewe yang sempat di PDKT-in sama cowo, pasti mengerti maksud saya. Cowo terkadang waktu PDKT menjadi sangat baikkkk luar biasa. Antar jemput kemana saja mau. Kalau Aki?? Boro-boro. Akakkaka..Yang ada, sahabat-sahabat saya yang sering nebeng motornya. Tapi, Aki sering minta ditemani beli ini itu... Akakkaka... Nah..lohhh.. MODUS.
Trus kenapa saya mau?? Mau karena saya mau tahu ini orang sebenarnya kayak apa. Kalau saya tidak mau tahu, ya saya tidak mau menemani :p.
Kenapa ini jadi alasan saya buat milih Aki?? Karena dari situ saya lihat Aki bukan orang yang berpura-pura. Dia apa adanya. Bahkan mungkin cenderung menahan diri. Ada kan orang yang baik luar biasa, tapi kita sebagai perempuan pasti sadar bener kalau pria ini ada maunya. Nah, pria macam ini membuat saya tidak nyaman dan tidak percaya pada dia. Aki?? Sebaliknya :D

Ada yang nyempil. Ngokngokngok


Sampai kita jadian pun, kalau Aki ga bisa jemput, dia tidak akan mati-matian menjemput saya kalau dia melihat situasi saya masih aman. Tapi, kalau situasinya saya pulang malam dan jauh, pasti dia akan jemput dan antar pulang.
Sudah menikah?? Ya, diantar kemana-mana :p. Malah kalau dia tidak bisa mengantar, dia tidak kasih saya ijin untuk pergi sendirian.


2.       Tidak berpura-pura romantis
Cowo kalau lagi PDKT romantis buangeettt bukan?? Kalo Aki?? Boro-boro... Kasih coklat saja tidak ada romantis-romantisnya. Malah dikerjain, disuruh ambil coklatnya di tempat lain dan saya hanya mendapat bungkusannya. Tapi itulah yang membuat saya nyaman bersama Aki.
Saya ingat, dulu ada teman yang mendekati saya dan romantis luar biasa sampai membuatkan lagu. Jujur, saya merasa sangat tidak nyaman. Saya tidak merasa tersanjung dan malah malu dan galau luar biasa.
Aki pernah bilang, perempuan itu tidak akan tersanjung kalau mendapatkan perlakuan romantis dari orang yang tidak dia sukai. Keromantisan itu bisa dirasakan karena siapa yang memberikannya.



Saya cuma manggut-manggut waktu dia bilang seperti itu dan kalau dipikir, benar juga.
Sampai sekarang Aki bukan orang yang romantis kayak di film-film. Tapi dia romantis dengan cara dia sendiri. Kayak gimana romantisnya??? Nyanyi lagu cinta jadul buat saya sampe monyong-monyong... Itu salah satunya.. Ahahahah... Waktu pacaran dia ga pernah kayak gini. Emang ga boleh juga sih, bahaya... Nanti saya bisa melambung sebelum waktunya.

3.       Tidak berpura-pura ‘kudus’
Bukan berarti pria-pria yang terlihat kudus sedang berpura-pura kudus. Yang saya maksud seperti saya bilang sebelumnya, Aki itu apa adanya. Kalau dia suka film, dia bilang suka dan memang dia penggila film-film dengan rating bagus. Kalau dia suka musik sekuler jadul tahun 90an, ya dia akan mendengarkannya dan menyanyikannya walau mendapat ‘hinaan’ dari banyak orang (bahkan dia bangga kok...^^). Dia memang bukan tipe menghabiskan waktu dalam pelayanan, tapi dia memiliki komitmen dalam pekerjaannya. Dia sangat menghormati kedua orang tuanya. Dia mengasihi adiknya. Dia menghormati mertuanya... Eeaaa..ini paling penting juga kan?? ^^.. Dalam hal-hal kecil dia bisa jadi teladan (soal lalu lintas, tidak bergosip, dia bisa dipercaya).
Dia jarang membicarakan firman, tapi dia bisa tiba-tiba membicarakannya dan saya terkejut (lalu lanjut ke candaan lain).  Atau menyetel lagu hymne Kidung Jemaat (lalu bilang candaan lain, “Ini kan hari Minggu”).

Eh, tiga ini doang nih yang jadi alasan??? Tentu saja tidak!! Ada hal lain yang jadi alasan kenapa saya memilih Aki. Proses yang kami lewati bersama, dari situ saya bisa melihat bahwa saya bisa menghormati dan mengikuti dia.




Dia masih punya buanyaakk kelemahan, tapi Tuhan sering mengingatkan saya, “ Eh, Lasma kamu tahu kelemahan dia dari sebelum kamu menikah. Kalau dulu kamu bisa terima, apa sekarang tidak?” ... Doengg!! Seperti diplester ini mulut. Tapi, dari situ juga saya jadi bisa mengasihi Aki apa adanya dia.


Jadi, inilah jawaban pertanyaan itu. Pada akhirnya... Kalau ditanya kenapa pilih Aki?? Karena itu dia. Kalau yang lain, mungkin tidak akan saya pilih...(Isi hati istri yang jatuh cintrong ama suami ampe klepek..klepek..). Mengasihi itu tidak perlu alasan apa pun. Sekali kita membuat komitmen untuk mengasihi, hati kita akan terbawa orang yang bersangkutan. :D

0 Comments