Untuk Adik-Adikku: Bukan Tentang Kita Sendiri.

Hai Dik,

Apa kabarmu?? Bagaimana pelayananmu?? Kakak sudah menerima balasan suratmu dan kakak senang dengan responmu yang lemah lembut. Bukankah suatu hal yang menyenangkan bisa menjadi berkat bukan hanya di gereja, tetapi juga di rumah dan dimana pun kamu berada? J Kita sama-sama berjuang di dalam iman kita ya, Dik. Sama-sama belajar bertumbuh di dalam Tuhan J.

Ngomong-ngomong, di suratmu kau menulis tentang mimpi dan visimu lagi. Mungkin kau bingung karena sampai hari ini kau tidak tahu apa yang kau inginkan dan apa yang kau kejar. Tidak perlu merasa ciut, Adikku. Setiap orang diciptakan berbeda-beda. Ada yang diberi Tuhan melihat sesuatu dengan pandangan yang besar sehingga dia dianggap seorang yang visioner, tetapi ada juga orang yang memandang sesuatu dengan begitu detail dan cermat sehingga dia dianggap sebagai seorang yang praktis. Mana yang lebih baik?? Tidak ada yang lebih baik. Seorang yang visioner harus belajar untuk memiliki pandangan yang praktis agar bisa mencapai visinya dan seorang yang praktis harus belajar untuk melihat gambaran besar agar bisa melangkah lebih jauh.


Nah, kau berada di posisi yang mana adikku? Jangan batasi dirimu. Belajarlah dari semua orang dan dari banyak hal. Maka kamu akan mengerti, bahwa kapasitasmu sebenarnya lebih besar dari yang kamu pikirkan. Lalu perlahan tapi pasti, kau akan melihat visi yang telah Tuhan tetapkan untukmu.

Kalau membicarakan tentang visi pasti ada hubungannya dengan mimpi. Akhir-akhir ini aku sedang memikirkan orang-orang sekelilingku, Dik. Teman-temanku yang bergumul tentang pasangan hidup atau beberapa orang yang kukenal sudah lama menikah, tetapi belum dikaruniai buah hati.

Aku sering bertanya-tanya, Tuhan jika aku yang berada di posisi mereka, akankah aku mengalami kekuatiran yang sama?? Atau justru aku tidak akan merasa kuatir makanya Tuhan tidak mengijinkan aku melewati masa itu?? Aku tidak tahu, Dik. Aku tidak tahu mengapa Tuhan lebih mempercayakan masalah-masalah itu pada saudari-saudariku.

Tapi Tuhan mengingatkanku akan satu hal. Mimpi, visi, menikah, punya anak, pekerjaan yang baik, keluarga yang bahagia, sahabat yang banyak dan setia... semuanya itu terkadang kita kejar untuk diri kita sendiri. Tetapi Tuhan katakan, kerjarlah itu untuk kemuliaan Tuhan.

Kita punya mimpi karena mimpi itu tentang Tuhan. Kita menikah karena dalam pernikahan itu ada Tuhan. Kita memiliki anak karena anak itu milik Tuhan. Kita memiliki sahabat karena mereka perpanjangan tangan Tuhan untuk kita dan kita untuk mereka. Tidak ada satu pun dalam hidup kita yang tentang DIRI KITA SENDIRI. Semuanya hanya tentang Tuhan.

Aku dapat pekerjaan karena Tuhan sudah melakukan ini dan itu. Aku menikah karena Tuhan melakukan ini dan itu. Aku memiliki anak karena Tuhan mau supaya saya menjadi seperti ini dan itu. Tuhan tidak mempercayakan pada saya pernikahan atau anak karena Tuhan ingin melakukan ini dan itu lewat hidup saya. Semuanya hanya tentang Dia.

Terbayangkah olehmu, Dik jika kita melakukan segala sesuatu hanya untuk diri kita sendiri?? Pahit, kecewa, amarah, ketidak puasan karena kita tidak akan pernah mungkin mendapatkan apa yang kita mau seutuhnya.
Tetapi saat kita berpikir tentang Dia dan kita hanyalah alat, ada damai sejahtera, sukacita karena merasa dihargai, merasakan sebuah kehormatan karena Tuhan memilih kita, perasaan seorang yang hina lalu diangkat naik... Bukankah itu luar biasa?? Akan ada banyak kelimpahan kita rasakan di dalam hati kita, Dik. Bukan semata-mata tentang materi, tetapi damai sejahtera yang tidak akan kita dapatkan dari siapa pun atau apa pun selain dari Dia.

Dik, jika nanti kau telah menemukan visi dan mimpimu, ingatlah ini... Semuanya hanya tentang Dia. Serahkanlah mimpimu kepada-Nya. Tidak perlu takut gagal apakah kau bisa mencapai mimpi itu atau tidak. Mimpi dan visimu adalah milik-Nya. Serahkanlah kepada-Nya karena Dia yang lebih tahu kemana kau harus melangkah untuk sampai ke visimu berada.

Dan jika Dia telah melakukan sesuatu di dalam hidupmu, ceritakanlah itu pada orang banyak. Jadilah saksi hidup atas perbuatan tangan Tuhan. Jangan kau simpan berkat-berkat itu sendiri karena Tuhan melakukan sesuatu dalam hidupmu agar orang menyaksikan bahwa Firman-Nya Ya dan Amin. Bahwa apa yang Ia lakukan dalam hidupmu itu dapat menguatkan orang lain juga. Jangan tahan-tahan lidahmu untuk menceritakan kebaikan Tuhan pada mereka yang membutuhkan kekuatan dan penghiburan. Jangan, Dik. Anggur itu haruslah kau bagikan untuk orang lain juga karena dengan cara itulah nama Tuhan akan dikenal banyak orang dan ditinggikan dan dianggungkan.

Jadi, tetaplah semangat! Tetaplah berdoa dan dengar-dengaran dengan Tuhan. Doakan kakakmu ini juga ya, Dik. Tuhan selalu bersamaMu, Dik.

 Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya; Mazmur 86:12


Salam Sayang


Kakakmu yang bangga padamu

0 Comments