Pulang
dari Ubud, Pak De membawa kami mencoba kopi luwak Bali. Bukan di coffee shop
atau pun warung kopi, tapi di dekat sawah-sawah. Kami disambut seorang Mba
dengan senyum ramah dan kami diajak melewati beberapa kebun rempah-rempah.
Dengan lembut dan sabar ia menjelaskan mereka menanam apa saja. Dari jahe,
kunyit, kopi, coklat, sere, dan banyak lagi. Ga jauh dari kebun-kebun ada
seperti bale-bale seorang ibu lagi ongseng-ongseng biji kopi. Di situ Mba
menjelaskan kalau kopi mereka diolah dengan cara tradisional (apinya pakai
arang, bahannya ditumbuk dan disaring manual). Ga cuma kopi, tapi juga teh dan
minuman-minuman herbal lainnya.
Setelah
melihat-lihat kami dipersilahkan duduk di bangku-bangku seperti di warung kopi
hanya saja tidak ada tembok. Kami bebas melihat pemandangan sawah yang luas.
Mba tadi mengatakan akan menyuguhkan minuman produk mereka (di cangkir kecill)
dan kalau kami mau, mereka akan menyuguhkan kopi luwak dan membayarnya dengan
harga hanya Rp.50.000. Mumpuuunggg … harganya Cuma 50rebeng, saya dan Aki
langsung memesan dua cangkir. Untungnya minuman yang lain gratisss :p.