Sari Murni (Essence)



Beberapa tahun ini saya sering merenung tentang esensi menjadi seorang Kristen. Di awal-awal pertumbuhan rohani saya, saya berpikir anak Tuhan harus SATE setiap hari, ibadah ke Gereja tiap hari Minggu, komsel yang rajin, pelayanan dengan antusias dan luar biasa.

Sampai satu titik saya merasa bukan itu esensi menjadi Kristen sejati. Semuanya itu hanyalah media untuk kita tetap mendapat makanan rohani dan tenaga isi ulang. Lalu apa dong esensi menjadi Kristen sejati??


Saya menemukannya hari ini  Yesaya 58: 1-12

Pernah ga kita menemukan diri kita berpikir bahwa kita sedang mengerjakan pekerjaan Tuhan tetapi fokus kita bukan pada orang lain, tapi apa yang menjadi mimpi kita atau visi kita pribadi? Saya pernah dan hal itu membuat saya menjadi pribadi yang egois.

Atau pernah ga dengar cerita, seorang yang rajin ke gereja sampai ga peduli keluarganya, bahkan di saat-saat darurat sekalipun. Bahkan mungkin menggunakan ayat Tuhan untuk menegur dan menjatuhkan orang lain yang dianggap salah. Saya salah satu dan pernah melakukannya pada kakak saya (udah ga lagiii kokkk..).

Orang-orang ini seperti orang-orang yang ada di ayat Yesaya 58: 1-5

(1) Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! 
(2) Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya 
(4) Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. 
(5) Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? 

Mereka suka mencari kebenaran Tuhan, mereka suka mendekat kepada Tuhan, mereka suka berpuasa dan berdoa, tapi Tuhan tidak mengindahkan mereka karena dibalik ibadah-ibadah yang mereka lakukan mereka masih bertengkar dengan orang lain, menekan orang lain, menaruh beban di hidup orang lain, masih hidup dengan keinginannya sendiri. Intinya ga peduli hidup orang lain.

Sebagai orang yang udah lama jalan sama Tuhan, saya pernah di posisi itu. Melakukan banyak hal buat Tuhan, tapi ternyata saya sedang berada di luar kasih karunia Tuhan. Di saat seperti apa? Di saat saya menghakimi saudara saya… Bukan cuma menghakimi mereka yang tidak mengenal kebenaran, tetapi juga mereka yang mengenal kebenaran. Kapan saat-saat itu muncul?

Jadi seperti apakah seorang Kristen yang saleh?? Ada tertulis di Yesaya 58: 6-7

(6) Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, 
(7) supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!


Lewat perbuatan-perbuatan kita.
Kemarin waktu kelas kecil Pra-Nikah salah satu teman di kelas kecil bercerita tentang sahabatnya yang punya hubungan yang tidak sehat. Dia sudah berkali-kali mengatakan pada sahabatnya untuk meninggalkan ‘pria tidak beres’ itu, tapi sahabatnya tersebut tidak mau mendengarkan dia. Ka Steven, pembina kami mengatakan untuk teman kelas kecil kami itu terus berdoa dan berpuasa. Kapan sahabatnya itu akan berubah dan terbebas, tidak tahu, tapi jangan berhenti.



Ya… Itu yang dimaksud ayat ini. Kita orang Kristen bukan Cuma menjadi jawaban tapi menjadi pembawa kebebasan. Orang akan melihat kita menjadi ‘Pintu Pembebasan’ saat kita memberi diri untuk hidup orang lain. Sepenuhnya. Tidak setengah-setengah dan tidak ada kata menyerah. Sepenuh hati kita, bukan setengah hati kita.
Tidak peduli apakah itu keluarga kita, tidak peduli apakah itu sahabat kita… Tidak peduli siapa pun itu.

Saya ingat saat-saat dimana saya berdoa dan berpuasa untuk salah satu anggota keluarga saya. Sejujurnya saat itu banyak hal tidak menyenangkan yang saya rasakan. Harus menjaganya seperti baby sitter. Orang tua saya menyuruh saya ini itu memastikan dia baik-baik saja sampai saya merasa lelah dan muak. Tapi Tuhan taruh hati yang tidak menyerah untuk melihat hidup anggota keluarga saya itu berubah. Untuk dia bisa melihat bahwa dia punya Tuhan Yesus yang bisa membebaskan hidupny. Dia berubah?? Ya, dia berubah, tapi meninggalkan cerita yang membuat saya sangat kecewaaaaa. Saya berpikir “ Ini orang kok bikin masalah terusss yaaaa.” Saya marah pada dia karena tidak memikirkan keluarga, tapi sekali lagi Tuhan tegur dan berikan hati. Lebih baik berdoa untuk dia daripada menghakimi dan saya berdoa buat hidup dia lagi… lagi dan lagi…. dan hari ini saya melihat dia ada dalam genggaman tangan Tuhan.

Salah satu teman saya bertanya “ Kenapa mau bersusah-susah?”….
Aki bertanya..” Kenapa sepertinya terlalu keras berusaha?”….

Ini bukan bersusah-susah, ini bukan terlalu keras berusaha, tapi memang ini yang ingin dilakukan. Perfeksionis? Ini bukan perfeksionis, ini tentang bagaimana saya ingin diperlakukan orang lain. Tidak diabaikan. Seperti itulah saya memandang orang lain. Saya menolong orang lain karena saya pun sebenarnya butuh ditolong. Saya mengerti orang lain karena saya pun butuh dimengerti.

Bukan berarti saya menuntut orang lain melakukan hal yang sama seperti saya (tapi tanpa sadar saya juga sering berpikir begitu), tapi karena saya melihat diri saya ada dalam orang lain. Saat-saat melihat orang lain kesusahan dan saya peduli, karena saya melihat diri saya berada dalam posisi mereka.. TAPI BEDANYA… saya punya Kristus yang selalu menemani dan menolong saya dan mungkin orang itu tidak.

“ Saya tidak punya uang, jalan keluarg terbaik, atau apa pun yang wah.. Tapi saya punya ini. Kasih dari Kristus yang ada di hati saya. Harta saya paling berharga. Aku ingin kamu memilikinya juga. Aku tidak akan kekurangan kasih itu saat memberikannya padamu, tapi akan berlipat ganda. Percayalah, Tuhan itu baik dan Ia pasti akan menolongmu.” Kalimat inilah yang sebenarnya ingin saya sampaikan setiap kali saya melakukan sesuatu untuk orang lain ( dan kadang putus asa karena ga tau nyampe atau ga pesannya). Memberikan waktu saya untuk mendengarkan orang lain, berusaha menerima orang lain, mengampuni, memotivasi, atau memuji orang lain bahkan mungkin hal-hal yang kelihatan terlalu bersusah-susah dan terlalu berusaha… Saat-saat itulah saya merasakan Tuhan sedang memakai saya paling maksimal. Mulut yang memperkatakan firman dan tangan yang berdoa bagi orang lain… Saya ingin orang lain memiliki Kristus di hati mereka… Sangat..sangat rindu.

Sayangnya hal ini sekarang tidak banyak saya lakukan pada sahabat-sahabat saya, lebih di pekerjaan. T.T.. Tidak pernah membicarakan Tuhan pada orang lain. Yang saya pikirkan hanya melakukan pekerjaan sebaik mungkin, selalu tersenyum, melakukan bagian saya sebagai staff sekaligus ‘guru’ dan memberi semangat pada orang lain. Walau kadang kebablasan mengeluh dan membicarakan orang lain… Forgive me, Lord.

Kasih Tuhan terlalu indah, lembut, manis dan besar untuk kita simpan sendiri. Banyak orang membutuhkannya diluar sana. Bahkan mereka yang sudah lama mengenal Kristus dan mulai suam-suam kuku… They need Him.. Mereka butuh Tuhan yang memenuhi hati mereka dan memberikan luapan sukacita dan damai sejahtera… Jadi maukah kita membagikan hati kita yang dipenuhi Kristus mulai dari hal-hal kecil sampai hal-hal besar?? Mau?Mau?



NB: Kalau kita menjadi anak Tuhan yang sejati ada imbalan yang Tuhan sediakan... Apa tuch?? Tuhan  ga akan menutup telinganya dan dengan semangat mengatakan " INI AKU!!" ...  Kebayang ga sih? Waktu kita panggil  Tuhan, Tuhan langsung cepet-cepet nengok dan menghampiri kita dan bilang, " Ini  Aku!"... Segitunya Tuhan sayang...
Dan masih banyak lagi janji Tuhan.. check this outttt!!

Yesaya 58: 9-12


(9) Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, 
(10) apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. 
(11) TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. 
(12) Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".

Hei, tapi ini bukan jadi alasan buat ga SATE dan ga ke gereja ya. Itu bukan yang utama, tapi bagaimana kita bisa kenal Tuhan kalau ga baca Firman dan ke gereja? Eh, tapi intinya bukan SATE-nya, tapi baca firmannya, merenungkannya, dan melakukannya. SATE is only a name. :D

4 Comments