Lebaran Jadi Baby Sitter

Tidak terasa libur lebaran sudah akan berlalu (TIDAAAKK!!), tapi rasanya belum puas. Hehehhe.. Tapi ada hal lain yang membuat saya puas, ngurusin bocah-bocah kecil hampir seminggu ini.


Kenapa ini foto miring yaaa??


Nathan (3 th)  dan Luna (2 th), keponakan-keponakan saya sudah mulai lancar bicara. Apalagi Luna yang baweeelll dan hampir selalu bilang "NO" untuk semua hal yang ditawarkan pada dia. Nathan, abangnya lebih kalem. Kalau dibilang apa, langsung nurut. Lebih mudah di atur-lah bisa dibilang.

Yang bikin stress, apalagi Nathan, lebih ngerti bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Huaaaaa... Maminya (kakak saya) sampai bingung dia bisa punya banyak perbendaharaan kata. Ya, gimana ga sih. Tiap hari nonton acara tivi Disney Junior yang notabene semuanya pakai bahasa Inggris. Nyokap sampai stress kalau ngobrol sama cucunya.

" Opung!! Cikel (cirkle)" dan Nyokap saya pun cuma bilang iya, iya saja.. Hahhah...

Ya, diluar lucu-lucunya mereka jadi kepikiran juga.." Tuhan, kalau saya punya anak, bisa jadi ibu yang baik ga ya?" 


Saat ini saya sebagai seorang tante mungkin bisa sabar dengan mereka, tapi kalau saya jadi Ke Epa, Maminya.. Tiap hari harus mengurus mereka dan melihat jelek-jeleknya mereka.. Saya bisa sabar ga ya tanpa mengeluarkan kata-kata menjatuhkan. Tanpa memberikan tatapan intimidasi... Hueee... Jadi mikir... Seorang ibu itu memang luar biasa.

Melihat dua keponakan saya ini saya juga jadi bertanya-tanya bagaimana saya bisa menjadi seorang ibu yang adil kalau satu anak saya bisa bersikap manis sementara yang lain begitu bawel dan cengeng. Yang cengeng mendapatkan lebih banyak perhatian, sementara yang bersikap manis dituntut untuk selalu mengalah dan kadang-kadang seperti diabaikan (dengan persepsi anak ini baik2 saja).



Saya jadi melihat sisi lain tantangan menjadi seorang perempuan. Tuhan bener-bener membuat ciptaannya yang satu ini dengan cara yang campur aduk, gado-gado, es teler... Satu sisi kita perempuan dituntut menjadi pribadi yang lemah lembut dan penuh kasih.. Di sisi lain kita harus tegas dan punya integritas. Dua hal ini harus seimbang dan kalau berat sebelah, pasti ada masalah.

Tapi ya itu... Ga mudah... Saya melihat kakak saya bagaimana mendidik anaknya cukup salut. Waktu menempatkan diri di sisi dia hanya bisa manggut-manggut dan mulai belajar. 

Waktu Nathan dan Luna bertengkar...Saya jadi memikirkan, apa yang akan Tuhan lakukan jika ada di tengah-tengah kami saat itu.
Waktu Luna menangis rewel karena masalah sepele dan tidak perlu ditangisi.. Apa yang akan Tuhan lakukan??

Saya tidak bisa membayangkan Tuhan yang cuma tersenyum dan menepuk-nepuk kepala saya. Tapi saya bisa melihat Tuhan yang akan berkata dengan keras untuk tidak menangis atau melakukan sesuatu yang menurut saya lebih 'manusiawi' layaknya orang tua. 

Saya sudah pernah melihat Tuhan sebagai sahabat, gembala, tapi saat ini saya bisa melihat Tuhan saat menjadi 'orang tua' saya. Dia tegas, tapi penuh kasih. Dia akan melotot marah setiap kali saya berbuat kesalahan, tetapi akan segera memeluk dan memberikan pelukan kasih saat saya menunjukkan penyesalan saya. Dia tetap memberi saya makan sekalipun saya membuang makanan saya. Dia akan berusaha membuat saya tidur dengan nyaman dan tenang, sekalipun seharian saya merecoki dan membuat Dia pusing. Dia akan melakukan apa pun demi masa depan saya. Sekolah terbaik, kesehatan terbaik, masa depan terbaik... 

Seminggu ini saya mengerti kenapa Dia ingin kita memanggil Dia "Bapa".

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di tengah liburan ini dapat kabar buruk dua kali. Perkebunan sawit Bokap di Jambi yang baru dirintis beberapa tahun lalu terbakar habis. Malamnya kabar dari Ka Epa kalau dia harus operasi saluran hidung karena sinusitis.

Saya benar-benar butuh dukungan doa buat Papa dan Kakak saya. Sekalipun sedih, saya percaya Tuhan menjaga dan menghibur mereka, tapi tetep sih.. Doa pentingggg bangettt...Hehhehe

Bonus Video Luna & Nathan :p





3 Comments

  1. i pray for them ma...be strong yaaa.
    btw, selama tinggal ma tanteku juga aku bnr2 blajar gimana Allah kita sebagai BAPA, baru ngeliat aja dah byk pelajaran, gimana kalo Tuhan kasi kita kesempatan jadi ortu ya...Hmm...

    BalasHapus
  2. @Mega: thank you, Mega *Hug.
    Kebayang gimana kasih karunia Tuhan bener-bener dibutuhkan buat mengasuh anak-anak T.T

    BalasHapus
  3. Seminggu ini saya mengerti kenapa Dia ingin kita memanggil Dia "Bapa".

    Kata2 itu daleeeem banget artinya.... I think I begin to understand why He teach us to call Him Abba :)

    Stay strong mbak Lasma :) You have a great Father in Heaven who loves you :) Gbu~

    BalasHapus