Tangan Orang Tua Di Kepala

Jumat kemaren kelas BPN dan ngebahas tentang pengayoman selama masa pra-nikah. Ada beberapa pengayoman yang bisa kita terima, antara saudara seiman, orang tua, pemerintah/adat, dan pemimpin rohani. Yang paling ngerhema buat saya pribadi adalah pengayoman dari orang tua.

Dulu ada seorang hamba Tuhan yang berkata kira-kira seperti ini, " Doa dari orang tua adalah doa yang berkuasa." Begitu pentingnya doa orang tua sampai Esau memohon berkat dari Ishak walaupun harus menerima sisa dari Yakub.

Kata-kata pendeta itu ngerhema di hati saya dan menimbulkan kerinduan supaya Papa menaruh tangannya di atas kepala saya. Kerinduan yang saya tidak tahu kapan akan terjadi.


Lalu di waktu saya mengikuti kelas Wanita Bijak dan akan diwisuda, kami diminta untuk menuliskan siapa orang yang akan kami undang. Pilihannya antara pembina WB, pembina di komsel, PKS atau PA, atau orang tua. Waktu itu saya sangat rindu orang tua saya bisa datang di saat saya wisuda, sekalipun saat itu buat saya sangat mustahil, tapi akhirnya saya tetap menuliskannya juga. Tidak ada perasaan memaksa, tapi saat itu saya hanya menuliskan kerinduan saya. Kalaupun mereka tidak mau atau tidak bisa datang buat saya tidak masalah.

Diluar dugaan, Papa & Mama menyanggupi undangan saya dan mereka berdua datang di hari saya wisuda Wanita Bijak. Yang paling membahagiakan saya adalah saat para tamu undangan diminta untuk mendoakan para wisudawan. Papa & Mama mendoakan saya dan Papa benar-benar meletakkan tangannya di atas kepala saya. Saya tidak ingat mereka berdoa apa, tapi saya sangat ingat saat itu hati saya penuh dengan sukacita yang berlimpah dan rasa dikasihi yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya sebagai seorang anak. Itu adalah salah satu terindah yang pernah saya terima dari Tuhan.

Materi di BPN kemaren mengingatkan saya akan hadiah itu. Saya menginginkan hadiah itu lagi di hari pernikahan saya.

Teman-teman yang pernah melihat pesta pernikahan tradisional Batak pasti pernah melihat bagian mangulosi. Mangulosi adalah bagian dimana orang tua memasangkan ulos ke pasangan pengantin dan memberikan kata-kata nasehat dan doa untuk mereka berdua.




Saya melihat bagaimana orang tua saya mangulosi kakak dan kakak ipar saya. Nasehat dan doa-doa yang meluap dari dalam hati seperti air segar yang mengalir dan memberi kekuatan. Saya menginginkan doa-doa dan nasehat itu. Entah ya, saya melihat kakak saya mangulosi seperti bukan sekedar simbol, tapi di situ ada penyertaan orang tua, dukungan sepenuhnya, kasih yang ga akan hilang karena status anak yang sudah menikah.... Hubungan dan kasih sayang yang tidak akan pernah hilang oleh situasi apa pun.

Sampai hari ini masih berharap bisa mangulosi... Huehehhe... Walaupun memang cape. Tapi ga bisa ngikutin apa mau saya sendiri. Biar kehendak Tuhan yang jadi  :p.


2 Comments

  1. *sedih* mengingat kalo papahku gak mungkin lagi mendoakan aku di hari pernikahanku ntar T_T

    BalasHapus
  2. terharuuu.... mauu juga seperti ituu.. ma.

    BalasHapus