Seeking My First Love







Mungkin basi mengatakan ini KASIH ALLAH ADALAH KASIH TERBESAR. Semuanya yang mengaku anak Tuhan pasti tahu hal ini. Pernyataan ini seperti Hot News sepanjang masa dan ga ada orang yang ga tahu. Tapi saya ingin mengatakannya bukan sebagai sebuah berita, tapi ingin mengproklamirkannya sebagai satu-satunya hal yang berpengaruh besar (mungkin 99% atau 100%) dalam hidup saya.

Yang sudah pasti kita tahu di sepanjang masa, yang dicari manusia di dunia ini sebenarnya cuma 1 kasih yang tulus yang dapat memenuhi kehidupan pribadi manusia. Kasih yang dapat memuaskan dan bisa kita rasakan sangat melengkapi siapa diri kita sebenarnya. Berbagai cara manusia lakukan dari yang bener sampai ga bener. Dari jadi orang paling suci sampai orang paling kejam, dari jadi malaikat tak bersayap sampai jadi teroris karena keyakinan dan kebenaran...Ambisi, obsesi, keinginan kaya, keinginan terkenal, pengakuan, adalah karena keinginan diri supaya bisa merasa penuhh..

Saya salah satu diantaranya...

Mungkin saya tidak sadar mencarinya. Bahkan saat saya sudah mengenal Tuhan, saya masih mencari kepenuhan itu. Adakah hal yang dapat membuat saya merasa utuh dan lengkap?? Saya menganalisanya dan membandingkan. Kisah kasih antara orang tua dan anak, kisah yang indah tentang kasih orang tua pada anak atau sebaliknya selalu membuat air mata berderai-derai (halah). Kisah kasih sahabat yang selalu menerima apa adanya selalu terdengar indah dan membuat tersenyum. Kisah kasih dua sejoli selalu membuat berdebar-debar dan tersipu-sipu (masa sih?)..Lalu mana kisah yang terindah??

Dalam hidup saya, (saya baru ngeh tadi hari ini), kisah cinta saya dengan Tuhan adalah kisah terindah. Saya mencari hal-hal yang saya dengar di luar sana kalau cinta membuat gila..Kisah saya dan Aki apakah membuat saya gila?? Tidak..Apa yang saya lakukan buat Aki tidak segila apa yang sudah saya lakukan hanya karena api cinta yang Tuhan sulutkan dalam hati saya (OMG, bahasa guaaaa >.<).

Saya yang selalu menjaga diri dalam rasa aman, jadi seperti orang lain saat Tuhan sentuh hati saya. Hampir tiap hari ngomongin Tuhaaaannn..Tuhaaan.dan Tuhan..Orang sering memandang diri saya dengan pandangan yang aneh. Saya tidak mencontek karena Tuhan bilang tidak boleh, saya bicara tentang Dia ke orang-orang sampai mereka memandang saya aneh, mereka meledek saya pendeta, mereka meledek saya "Eh, ada Lasma jangan ngomong sembarangan, nanti didoain."...

Sampai kadang saya takut kalau saya sebenarnya masih waras atau tidak..Apakah saya kena waham??

Saya pernah menulis ayat-ayat di kertas dan menempelkannya di pintu lift supaya orang-orang membaca (berasa bodoh melakukannya), menulis di buku I LOVE JESUS (mungkin temen saya sudah eneg bacanya), memutuskan jadi ini dan itu supaya bisa orang bisa mengenal kasih Tuhan...OMG!! Di otak cuma ada DIA, DIA, DIA... Saat itu saya bisa bilang Love is Crazy...

Setiap melakukan ini yang dipikiran hanya "Apa yang Dia pikirkan? Apa yang Dia rasakan kalau saya melakukan ini? Apakah Dia akan kecewa pada saya??"

Saat saya gagal pertanyaan-pertanyaan ini jadi boomerang bagi diri saya. Tertuduh, kecewa pada diri sendiri, ga bisa mengampuni diri…Dengan semua persaan seperti itu, toh Dia masih menerima saya. Bagaimana rasa cinta ini tidak semakin besar dari waktu ke waktu??

Saya semakin merasa tertekan saat kegilaan itu mulai pudar. Saya tahu saya mencintai Dia, tapi kompromi terhadap kemalasan, dosa, dsbnya membuat api cinta itu memudar. Saya masih bisa merasakan api di dalam diri saya menyala-nyala setiap mendengar nama-Nya, mengingat Dia, atau membicarakan Dia…Rasanya ingin berteriak “AKU MENGINGINKANMU! AKU HANYA MENGINGINKANMU!!”…. tapi kebisingan di sekeliling saya membungkam mulut saya dan saya hanya bisa menjerit dalam hati.

Sampai saat ini saya masih menginginkan Dia. Dalam keletihan di bahu dan kaki, saya inginkan Tuhan, dan saya tahu…hanya berdiam tidak membantu. Banyak hal yang telah saya ketahui tentang ajaranNya, tapi hari ini saya hanya inginkan pengenalan akan Dia dan cinta-Nya. Apa yang jadi pikiranNya, apa yang jadi perasaan-Nya.

Dia yang menjadi obsesiku, hormon yang mengendalikan kegilaan saya mungkin sudah hilang…Tapi saya ingin mencintai Dia bukan lagi karena hormone itu. Bukan karena sensasi menyenanngkan yang saya rasakan di tiap degupan jantung saya…

Saya ingin mencintai Dia karena Dia adalah Dia…

Dia adalah Dia yang menerima saya apa adanya
Dia adalah Dia yang mengasihi saya dengan seluruh nyawa-Nya
Dia adalah Dia yang mengampuni seluruh dosa saya dengan setiap tetesan darah-Nya
Dia adalah Dia yang mengubah seluruh hidup saya
Dia adalah Dia yang memberikan saya alasan untuk hidup
Dia adalah Dia yang terbesar dan patut disembah
Dia adalah Dia Allah pencipta langit dan bumi
Dia, alfa dan omega
Dialah Yesus Kristus Tuhan…

Saya tahu kekuatan saya tidak cukup untuk mengejarnya dan menggapai hati-Nya…Tapi saya percaya hati dan kasih-Nya terlebih besar dari kasih yang saya miliki pada-NYa dan saat saya memanggil nama-Nya, Ia terlebih dulu ada di sisi saya….Saya selalu mengejar-Nya.

0 Comments