Aman Dalam Genggaman

Nemu notes lagi dari salah satu teman saya akakakka. Teman-teman saya sebenarnya jago nulis, tapi pada suka males. Ga sehobi saya kali ya. Ini salah satu notes Martina. Simpel, tapi kena banget. Terutama untuk orang-orang yang independen abis seperti saya dan Martina, yang mengerjakan segala sesuatunya sendirian.

Ini dia Martinaaa...Cantik kan??Jomblo looohh...*kamsudnyaaa..ekekeke

Saat pagi mandi, ada kupu - kupu nyasar. tiba-tiba jatuh ke lantai dan terseret air ke lubang pembuangan.Otomatis saya pegang dan angkat kupu - kupu itu supaya tidak mati tenggelam. namun kupu - kupu itu berusaha mengepakkan sayapnya, kluar dari genggaman tangan saya. Mungkin kupu-kupu merasa tidak nyaman saat saya menutup sayapnya dan menariknya, terasa sakit mungkin. Sebegitu kuatnya kupu-kupu itu berusaha, akhirnya lepas juga dari tangan saya dan terjatuh lagi ke lantai karena sayapnya berat kebasahan. saya tetap berusaha memegang dan memindahkan ke tempat kering. ujung -ujungnya kupu-kupu itu kembali ke tempat air tergenang.



I hate mentega terbang..
mmmm... tiba-tiba dapet perhemaan. kadang hidup kita sperti kupu-kupu yang terseret air, hidup kita sperti ada badai yang menggoncang kita, rasanya beban berat banget, sperti tidak bisa bernafas. tapi saat ada tangan yang berusaha menolong kita (Tangan BApa ), kita tetep keukeuh kluar dari peganganNya, berusaha kluar dari masalah dengan kekuatan sendiri. padahal Bapa pengen kita aman dalam genggamanNya, berbaring di tempat "kering" yang aman buat kita. kita tetap berontak sekuat tenaga dan yakin kita bisa menyelesaikan sendiri. saat kita sudah tidak punya tenaga lagi, barulah kita menyerah pasrah.
dari hal ini saya belajar, ketika angin mulai bertiup kencang, jangan lupa tetep pegangan sama Bapa. Di genggam mungkin rasanya sperti sakit , tapi kalau ingat tujuan Bapa adalah menyelamatkan kita, menolong kita maka kita akan sabar digenggamNya bahkan ada rasa aman. Mulailah berserah, jangan pasrah saat keadaan sudah begitu berat dilewati.

GBU all

0 Comments