Apakah Anda Seorang Narsis?



Ketika Matthew pertama kali masuk Pre-School di Korea, kata-kata pertama yang dipelajarinya adalah “Ne Kko” (Punyaku). Meskipun berusia hampir 3 tahun saat itu, Matthew masih kesulitan berbicara. Kami sadar sebenarnya bukan ide yang baik untuk menambah beban anak yang lambat bicara dengan bahasa yang baru sebelum ia menguasai bahasa ibunya.

Saat ia berkata “Ne Kko” untuk segala benda yang ia sukai, kami sangat senang. Pertama karena ia mau ngomong, kedua, kami maklum dengan cara berpikir anak seusianya. Sebagai orang tua kami yakin, bahwa seiring dengan bertambahnya usia ia akan belajar dengan sendirinya bahwa dunia ini bukan miliknya seorang. Ia bukanlah pemilik dan penguasa jagad raya. Ia juga tidak selalu bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.
Setiap orang yang normal akan melewati milestone ini yang disebut narsisme kanak-kanak. Sebagian besar kemudian dapat menanggulangi perasaan ini sehingga pantas disebut dewasa. Namun ada sebagian kecil orang yang kurang mahir dalam memahami realitas sehingga membawa sifat ini hingga mereka besar, kita menyebut mereka narsis!

Sebenarnya mudah untuk mengenal seorang yang berkepribadian narsis. Dengar saja bagaimana mereka berbicara. Apa topik dan fokus utama pembicaraan mereka? Apakah mereka bertanya “Hai kemana saja liburan ini”? Ketika lawan bicaranya menjawab “Baik, saya dan keluarga pergi ke Ancol.”. “Wah, saya juga liburan ke….” Mereka tidak dengan begitu perduli dengan apa yang terjadi dengan orang lain. Seringkali pertanyaan mereka hanya untuk memancing topik yang menarik untuk mereka bicarakan: diri sendiri!
Tapi kadang kala orang narsis juga menyamar dan memakai topeng sehingga tidak mudah dikenali. Mereka baik, suka menolong, bahkan sangat rendah hati. Meskipun dalam hati mereka bergejolak dengan perasaan tertolak dan tidak berharga, tidak seorang pun tahu.
Beberapa ciri-ciri lain orang yang narsis adalah :

Super Sensistif Terhadap KritikanMenerima kritikan memang tidak membuat hati nyaman. Orang yang normal pun bisa kesal dan marah. Tapi itu tidak akan berlangsung lama. Apalagi ketika menyadari bahwa krtikan itu baik dan membangun. Tidak demikian dengan orang narsis. Mereka sangat sensitif terhadap kritikan. Tipikalnya mereka akan menjadi sangat emosional bahkan menyerang balik orang yang tidak sejalan dengan pendapatnya.

Memanipulasi Orang LainTidak semua orang narsis tampak sombong dan arogan. Kadang mereka memakai topeng kerendahatian. Karena dasarnya seorang narsis adalah rasa tidak aman, mereka mau menghindari segala macam bentuk kejadian yang bisa mempermalukan diri mereka. Mereka ingin memukau orang lain dengan kerendahatian dan berbagai sifat yang baik.

Memanfaatkan OrangSeorang narsis memanfaatkan orang juga tanpa rasa malu atau rasa bersalah. Bukan hanya itu saja, mereka bahkan mengambil kredit dari apa yang dikerjakan orang lain. Apalagi jika seorang nariss menduduki jabatan pemimpin, memakai berbagai cara untuk mencapai tujuan pribadi mereka.
Mencari Kambing HitamSeorang narsis merasa malu akan kegagalan dan ketidakmampuan mereka. Sulit bagi mereka untuk mengakui atau meminta meminta maaf apalagi menyesal untuk kesalahan yang mereka perbuat. Untuk itu mereka sering melemparkan kesalahannya kepada orang lain.
Mencari PerhatianSeorang narsis jarang menyombongkan diri secara langsung tapi mereka ahli dalam membangun image yang menunjukkan betapa pentingnya mereka. Dengan sengaja penampilan, perkataan, status FB dan tweeter mereka menunjukkan bahwa mereka orang penting.

Copas asli dari : Nancy Dinar

0 Comments