Anak Jaman Sekarang-Pegang2 Jadi Berbadan Dua

Judul di atas emang kenyataan. Sudah banyak kasus anak usia sekolah tau-tau berbadan dua.



Waktu itu sedang ngobrol dengan beberapa teacher tentang pergaulan anak jaman sekarang dan kami membandingkannya dengan pergaulan kami di masa SMP dan SMA. Jaman mereka SMP suka-sukaan sama lawan jenis Cuma bisa lihat dari jauh, tapi kalau di jaman saya, anak SMP sudah mengerti yang namanya sex. Belajar dari mana? Dari film warna biru. Salah satu teman saya juga ada yang sudah menikah saat duduk di bangku SMP karena tekdung sebelum waktunya.


Itu jaman SMP, bagaimana dengan jaman SMA? Senior-senior saya bercerita kalau di jaman mereka SMA sudah biasa teman-temannya bercerita tentang kissing , pegang yang tidak boleh dipegang, atau bahasa gaolnya digrepe-grepe. Yang parah setelah bercerita, yang cerita itu bisa putus, lalu cowonya sudah sama cewe lain. Menangislah si wanita dan menceritakan semuanya. Menyesal sudah terlambat. Walaupun mungkin masih ‘perawan’, tetap saja malu tidak ketulungan karena ternyata cowonya pindah ke lain hati. Harga diri seperti dicabik-cabik bukan?

Lalu bagaimana di jaman saya SMA? Tidak jauh berbeda, tapi bersyukur karena saya bergaul di tengah-tengah teman-teman yang sangat menjaga diri. Membicarakan hal seperti itu saja sudah membuat kami malu. Istilahnya sih saya orang yang naïf bergaul dengan orang naïf. Ingin punya pacar tapi berpikir berkali-kali setiap kali ada yang datang menawarkan diri, jadinya tidak jadi pacaran..Hahahha…

Tapi di angkatan saya pun tetap ada yang tekdung sebelum waktunya. Bahkan saya melihat dengan mata kepala saya sendiri perut teman saya yang membulat. Saya senang dengan kehamilannya, tapi tidak senang dengan waktunya.

Miris melihat jaman ini. Hubungan pria dan wanita menjadi seperti sesuatu yang gampangan. Karena semua orang pacaran, kita juga harus pacaran. Kissing itu biasa, pegang ini itu biasa…Sebegitu hebatnya hormon menguasai saat seseorang lagi mabuk kepayang.

Yang lebih parah bukan Cuma salah hormon lagi, tapi juga apa yang dilihat. Media membuat semua masalah besar menjadi masalah kecil. Dulu berduaan di tempat gelap jadi masalah. Sekarang, sudah biasa. Dulu pelukan dengan lawan jenis dianggap masalah dan memalukan, sekarang dianggap wajar dan seharusnya seperti itu..kalau tidak, kita disebut terlalu naif dan sok suci…

Yang membuat saya lebih ngeri kesadaran akan jaman ini memang sudah mulai menggila dan semakin jahat. Saya sendiri sampai takut terbawa (kasih karunia Tuhan cukup bagiku)

Kecebur atau tidak ke masalah seperti bukan cuma benar atau salah sih , yang penting kesadaran kita sendiri untuk memperhitungkan akibat dari perbuatan kita. Perempuan harus lebih aware dan menyadari harganya yang mahal. Bukan jual mahal ya, tapi kesadaran penuh bahwa diri sendiri itu berharga dan tidak akan menyerahkan hidupnya pada sesuatu yang keliatan nikmat tapi menjerat. Mengetri fungsinya sebagai perempuan untuk menjaga dirinya sehingga tidak menjadi 'konsumsi' publik...(you know what I meant...Watch what you wear).

Kalo pria, sudah pasti harus memiliki kesadaran yang sama. Pria yang menganggap dirinya berharga bisa menghormati orang lain, bisa menghargai masa depannya, dia tahu bagaimana memperlakukan orang lain sama seperti ia ingin diperlakukan. Tindakannya bukan hanya dikendalikan dari keinginan mata, tapi kerja sama antara hati nurani dan pikiran untuk mengendalikan keinginan.

Yang pasti hal ini harus diajarkan dari sejak mereka anak-anak, bukan cuma saat mereka sedang menghadapi LSD. Berikan mimpi tentang pernikahan kudus dan anak-anak pasti akan menjaganya.

0 Comments